Pages

Subscribe:

Mencemaskan Penyakit Justru Perburuk Kesehatan Anda

Apakah Anda ingin membuat kesehatan gusi memburuk? Begitu juga dengan jantung anda, atau ingin mudah terserang penyakit mulai dari demam biasa hingga kanker? Mulailah mencemaskan kesehatan anda sekarang juga!

Itulah jawaban menurut sebuah kajian yang dilakukan Association for Psychological Science, dalam majalah Oberserver terbitan 27 Desember lalu. Tulisan tersebut mengungkap hasil riset terbaru lintas disiplin ilmu seperti psikologi, pengobatan, syaraf dan genetika.

Diungkapkan bahwa mekanisme yang mendasari stres kini dengan cepat dapat dipahami. Temuan ini makin memperkuat bukti bahwa kepekaan seseorang pada stres ketika dewasa sebenarnya sudah tertata pada masa kecilnya.

Secara spesifik, jumlah stress yang dialami pada masa kanak-kanak membuat peka satu organisme hingga mencapai suatu tingkat kesedihan atau kecemasan tertentu. Tingginya tingkat stres pada masa kanak-kanak dapat menghasilkan kondisi yang sangat peka terhadap stres dalam kehidupan selanjutnya, dan depresi ketika dewasa.

Kondisi ini mungkin seperti ketika hewan mengalami kecemasan yang kronis, misalnya akibat konflik berat. Peristiwa itu mungkin menimbulkan kenangan akan kejadian serupa di masa depan dan tubuh mereka harus segera menyesuaikan diri.

Menurut penelitian tersebut, sebagian orang, dan juga hewan, lebih rentan terhadap stres. Sebuah studi pada 2007 mendapati bahwa tikus yang cenderung mengalami stres dapat menghasilkan sejenis protein tertentu dalam jumlah sangat banyak, yang membuat mereka tampaknya bereaksi berlebihan.

Selain sakit jantung, gangguan stres pasca-trauma dan depresi, stres kronis berkaitan dengan berbagai penyakit seperti gangguan usus, sakit gusi, disfungsi ereksi, gangguan pertumbuhan dan bahkan kanker. Sebuah riset menunjukkan bahwa orang yang mengalami banyak stres di tempat kerja lebih mungkin untuk terserang diabetes tipe 2.

Penelitian baru-baru ini juga memperlihatkan bahwa hormon stress dapat mengakibatkan gangguan kulit seperti "psoriasis" dan eksim. Peningkat hormon stres secara kronis telah terbukti meningkatkan pertumbuhan sel-sel pra-kanker dan tumor; hormon itu juga menurunkan daya tahan tubuh terhadap HIV dan virus penyebab kanker seperti human papilloma virus