Tulang belakang merupakan salah satu bagian
terkuat dalam tubuh. Begitu tulang penopang utama tubuh ini terganggu,
rasa sakit akan menyerang sehingga produktivitas terganggu. Itu sebabnya
jangan abaikan keluhan nyeri tulang belakang.
Sebagai makhluk
berkaki dua yang berdiri tegak, tulang belakang manusia merupakan organ
tubuh teramat vital karena berfungsi menopang berat badan. Tulang
belakang meliputi tulang leher (cervical), bagian tengah belakang
(thoracal), dan bawah belakang (lumbal/pinggang).
Struktur
punggung yang rumit ini dapat digerakkan membungkuk, memutar dan
menyangga beban yang dibawa manusia, sehingga juga rentan terkena
masalah. Perubahan struktur atau keseimbangan sekecil apa pun bisa
menimbulkan nyeri ketika bergerak.
Bila saraf spinalis yang
berada di sepanjang tulang belakang sampai cedera, akan timbul risiko
nyeri atau mati rasa pada sebagian tubuh. Sedangkan cedera punggung
berat dapat menimbulkan kerusakan permanen pada saraf spinalis serta
kelumpuhan.
Ahli bedah tulang belakang dari Mount Elizabeth
Hospital, Singapura, Dr.Chua Soo Young, menjelaskan, gangguan pada
tulang belakang bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya gangguan
otot, tulang yang hancur, gangguan pada sendi, infeksi, sampai tumor.
Namun
sebagian besar orang dengan keluhan nyeri tulang belakang disebabkan
karena kurangnya aktivitas fisik, postur tubuh yang buruk, kegemukan,
dan mengalami stres fisik dan mental.
Selain itu ada faktor
risiko yang terkait dengan pekerjaan, termasuk kerja fisik yang berat,
melakukan pekerjaan dengan posisi statis seperti berdiri diam atau duduk
di satu tempat dalam waktu lama.
"Pada orang yang pekerjaannya
sering menggerakkan leher, misalnya polisi atau sopir taksi, biasanya
sering mengelami gangguan nyeri leher," katanya ketika ditemui dalam
sebuah acara di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pemeriksaan
Chua
menjelaskan, penanganan gangguan tulang belakang sangat bergantung pada
hasil pemeriksaan awal. "Untuk memastikan dengan akurat masalahnya
harus dilakukan pemindaian," kata dokter yang sempat menjadi Wakil
Kepala Pelayanan Tulang Belakang pada Changi General Hospital,
Singapura, ini.
Saat ini sudah tersedia berbagai pemeriksaan
diagnostik untuk cedera tulang belakang, mulai dari X-Ray, sampai
PET-SCAN yang bisa mencari tumor berukuran kecil di bagian tulang
belakang.
Chua mengatakan penanganan masalah tulang belakang
tidak selalu berakhir di meja operasi, bahkan menurutnya kebanyakan
pasien tidak dioperasi.
"Kalau hasil pemindaian dan pemeriksaan
penunjang menunjukkan tidak ada masalah pada tulang atau sarafnya,
mungkin masalahnya hanya pada otot sehingga penanganannya dengan pijat
saja cukup," katanya.
Meski demikian, menurutnya setiap keluhan
pada tulang belakang jangan diabaikan agar masalahnya tidak bertambah
berat. Penanganan yang tidak benar di awal juga dapat berpengaruh buruk
pada perjalanan penyakit.
Tidak semua gangguan pada tulang
belakang juga bisa diobati. "Ada gangguan yang hanya muncul dalam posisi
tubuh tertentu saja, misalnya ketika bungkuk terlalu lama, sehingga
yang bisa dilakukan adalah menghindari posisi tertentu yang memicu,"
urainya.
Ia juga menyarankan pentingnya gaya hidup sehat seperti
menghindari kebiasaan merokok serta aktif berolahraga. "Selain melakukan
latihan kardio, lakukan juga latihan penguatan otot dan sendi,"
pungkasnya.
sumber : health.kompas