Sidaguri atau Sidagori (Sida rhombifoli Linn.) merupakan salah satu jenis tanaman obat dari famili Malvaceae. Tanaman ini adalah tanaman semak yang tumbuh liar dan banyak ditemui di pinggir selokan, sungai dan di bawah pohon besar. Sidaguri tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai ketingian 1450 m di atas permukaan laut. Bentuk batang agak berkayu, bulat dan bewarna cokelat. Daunnya berjenis tunggal dengan letak daun berseling berbentuk jantung.
Kecocokan tiap orang terhadap obat yang digunakan berbeda satu dengan yang lainya
Penyakit asam urat atau sering disebut gout, merupakan gangguan pada sendi yang terjadi akibat penumpukan kristal urat. Asam urat lazim diproduksi oleh tubuh, tetapi jika produksinya berlebih dan sistem pembuangannya tidak lancar menyebabkan pembentukan kristal urat pada sendi.
Nilai normal kadar asam urat dalam darah untuk pria dewasa berkisar 3,5—7,2 mg/dl, sedangkan pada wanita antara 2,6—6,0 mg/dl. Pada orang tua, nilai normalnya sedikit lebih tinggi. Dari banyak kasus, yang lebih berpeluang terserang asam urat adalah para pria, sedangkan pada wanita presentasinya kecil dan biasanya baru muncul setelah menopause (berhenti haid). Hal tersebut dikarenakan kaum hawa menghasilkan hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urin.
Mengandung Alkaloid
Penawar asam urat cukup banyak macamnya. Mulai dari obat kimia sampai dengan tanaman herbal. Menurut Ir. Nunuk M. Januwati. MS. APU, peneliti utama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, terdapat beberapa jenis herbal yang memiliki kemampuan sama untuk mengatasi asam urat. Di antaranya, sidaguri, daun salam, sambiloto, kecubung, dan buah sirsak.
Tiap tanaman herbal, menurut Nunuk, memiliki kandungan berkhasiat yang berbeda. Tidak semua tubuh penderita asam urat memberikan respon positif terhadap kandungan dari suatu herbal. Seseorang dikatakan cocok atau tidak terhadap suatu produk obat, secara empiris dapat terlihat dari gejala yang timbul. Jika merasa mual, pusing, atau jantung berdebar setelah minum suatu obat, maka dipastikan tubuhnya merespon negatif alias tidak cocok.
Salah satu tumbuhan yang cukup baik mengatasi asam urat adalah sidaguri. Tumbuhan yang statusnya masih dianggap sebagai gulma (pengganggu) ini biasa hidup di bawah tegakan, pekarangan, tepi jalan, hutan atau ladang.
Sidaguri termasuk tumbuhan tropis yang bisa hidup pada ketinggian 10-1.400 m di atas permukaan laut. Hidup pada habitat terbuka maupun di bawah naungan (30—40%). Tumbuhan semak berkayu ini mempunyai daun bulat telur bergerigi, kecil-kecil, dengan bunga tunggal berwarna kuning.
Sidaguri mengandung alkaloid, kalsium oksalat, asam amino, saponin dan fenol. Tanaman bernama ilmiah Sida rhombifolia ini rasanya agak pahit karena mengandung tanin. Selain itu sidaguri juga mengandung minyak asiri sama seperti yang dikandung jahe sehingga memiliki aroma yang khas. Namun kadarnya lebih rendah. “Semua senyawa tersebut utamanya terdapat pada akar dan batang, tapi di daunnya juga ada.”
Cara kerja alkaloid, adalah menghambat terbentuknya enzim oksidase yang menyebabkan penyakit sendi, termasuk asam urat. Sidaguri juga berkhasiat untuk pencegah radang, asma, flu, demam, hipertensi, peluruh kencing, dan penghilang nyeri. Khusus untuk asam urat yang tinggi, wanita asli Blitar itu menyarankan dosis penggunaan sidaguri sebagai berikut. Ambil segenggam atau sekitar 60 gram sidaguri (akar dan batang), rebus dengan 600 cc air sampai tersisa 300 cc. Selanjutnya rebusan disaring dan diminum 2—3 kali sehari
Selain itu sidaguri juga digunakan untuk pemakaian luar guna mengatasi keluhan seperti kudis, bisul, luka berdarah, sakit gigi dan digigit seranggga. Penggunannya dengan cara mengambil segenggam sidaguri segar, lalu dihaluskan dan dibalurkan pada bagian yang sakit. “Reaksinya cukup cepat.” Anda tertarik mencobanya?
- Rematik Rebus herba sidaguri kering (30 g) dengan tiga getas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan,minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas. Cuci akar sidaguri kering (30 g), lalu iris tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
- Asamurat tinggi. Lima batang akar, cuci, potong-potong kecil, rebus dengan 2 gelas air sampai mendidih tunggu beberapa saat. Tuang kegelas berikut akarnya, tutup, biarkan semalam. Keesokan paginya diminum sebelum sarapan. Rebus sekali lagi pagi untuk diminum sore hari.
- Bisul, kudis, bengkak karena tulang patah (kedudukan tulang telah diperbaiki). Daun segar dicuci bersih, dilumatkan dan ditempelkan pada tempat yang sakit.
- Bisul. Akar 60 gr berikut batang ditambah 30gr gula merah dan air matang, ditim lalu diminum. Luarnya 5 jari akar, dicuci, tumbuk halus, remas dengan air garam, turapkan, balut. Sehari 2 kali.
- Eksema. Tanaman sidaguri ditambah air secukupnya, ditim dan diminum.
- Kulit gatal, kurap pada kepala. Daun segar secukupnya setelah dicuci bersih, ditumbuk halus, tambahkan minyak kelapa lalu diaduk sampai rata. Oleskan pada kulit yang gatal, diulang beberapa kali.
- Sesak napas (asma) Potong tipis akar sidaguri (60 g), tambahkan gula pasir (30 g), lalu rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
- Cacing kremi. Daun 1/5 genggam dicuci lalu digiling halus, tambahkan ¾ cangkir air matang dan sedikit garam, peras, minum 2 x sehari.
- Sakit gigi. Akar dan jahe di kunyah, telan airnya.
- Perut mulas. Akar dan jahe dikunyah, telan airnya.
- Abortivum. Akar dicincang halus, tambahkan daging secukupnya lalu direbus. Makan beberapa hari.
- TBC kelenjar leher. Sidaguri 60 gr ditim dengan daging, makan. Untuk pemakaian luar, daun segar dilumatkan lalu tempelkan ke tempat yang sakit.
Daun mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak asiri. Banyak mengandung zat phlegmatik yang digunakan sebagai peluruh dahak (ekspektoran) dan pelumas (lubricant). Batang mengandung kalsium oksalat dan tanin. Akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine.
PERHATIAN :
Wanita hamil dilarang pakai.